Baca Buku Nyok!

  • Half Full Half Empty
  • Pesona Muslim Abad 21
  • Ketika Cinta Bertasbih
  • Digital Fortress
  • Gue Never Die

Pilem2 nich

  • Nodame Cantabile
  • Nobuta O Produce
  • The Messenger
  • Deep Impact
  • Detective Conan
  • Wall-E

Just want to share some of all my story

Senin, 29 Desember 2008

Numpang Nampang

Sebenernya tulisan ini mo tugas buat buletin tazkia bulan Desember. Berhubung ga dimuat, hiks.. jadi malu nih, tak tampilin di sini aja ah. He...

Yang Tak Terbalas

Sahabat, kata apa yang pertama kali terbayang dalam pikiran kalian saat disebut kata ibu, ummi, emak atau kata-kata lain yang semakna dengannya? Mungkin tiap orang memiliki jawaban yang berbeda-beda. Nah, ada sebuah kisah yang cukup menarik untuk disimak. Dengerin ya... Eh, maksudnya silakan dibaca.
Ada sebuah kisah tentang seorang anak dan ibunya yang buta. Jika jujur tehadap hatinya, sebenarnya si anak yang kita sebut saja fulan sangat sayang kepada ibunya. Betapa tidak, ibunya selama ini telah merawatnya dengan penuh kasih sayang, hingga ia pun selalu merasa nyaman karenanya. Tapi, keegoisannyalah yang kemudian membuatnya benci pada ibunya. Ibunya adalah seorang wanita yang buta sebelah matanya. Hal itu membuat tampilan fisik sang ibu menjadi berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Teman-teman si fulan sering mengejeknya karena mata ibunya yang buta sebelah. Karena memang sering mendengar ejekan temannya, si fulan yang awalnya sayang pada ibunya kemudian menjadi malu dan benci pada ibunya. Ia merasa kalau ibunya telah mempermalukannya.
Kebencian itu lama-kelamaan menjelma dalam bentuk ketidaktaatannya pada sang ibu. Si fulan sering membantah dan menyepelekan ibunya. Pikirnya, “ Buat apa aku taat kepada ibuku. Toh ibuku telah mempermalukanku di depan teman-temanku”. Sang ibu pun hancur hatinya melihat anak yang ia sayangi dengan sepenuh hati melebihi dirinya sendiri, kini telah membencinya.
Tingkah fulan yang tidak menghormati ibunya membuat geram setiap orang yang melihatnya. Hingga suatu ketika datanglah seorang saudaranya untuk menasehati si fulan. Namun, si fulan tetap tidak mau mendengarkannya. Sampai kemudian ketika saudaranya mengatakan sesuatu yang membuat hatinya terguncang, barulah si fulan berderai air matanya. Saudara si fulan itu mengatakan, “Sungguh, durhakalah engkau fulan! Tidakkah engkau tahu bahwa ibumu kehilangan matanya yang satu karena matanya kini telah kau gunakan untuk melihat. Ketahuilah bahwa ibumu dahulu tidak buta, tetapi dia merelakan sebelah matanya untukmu agar kamu bisa melihat dengan normal”.
Mendengar perkataan saudaranya itu, si fulan pun sangat menyesal.Ia pun menangis sejadi-jadinya. Betapa menyesalnya ia karena telah durhaka kepada ibunya. Ia tidak menyadari betapa tulus kasih ibunya. Ibunya tidak menuntut balas atas pengorbanan yang dilakukannnya. Bahkan, ibunya tetap bersabar atas segala sikap buruknya. Fulan pun mendatangi ibunya, memeluknya dan meminta maaf kepadanya dengan air mata berderai.
Sahabat, begitulah pengorbanan seorang ibu. Seperti apapun ibu kita, berbaiksangkalah kepadanya. Kita tak pernah tahu pengorbanan apa saja yang telah dilakukannya. Saat kita menginginkan sesuatu dan ibu kita tidak meloloskan permintaan kita, jangan berburuk sangka dulu. Mungkin beliau memiliki pertimbangan tertentu, yang itu untuk kebaikan kita juga. Atau pernahkah kamu meminta sesuatu pada ibumu, tapi ibumu menolaknya. Namun kemudian barang yang kau inginkan pun diberikannya untukmu. Mungkin ibumu ingin memberimu dengan cara yang lebih indah. Sahabat, bagi ibumu kebahagiaanmu adalah kebahagiaannya pula, dan kesedihanmu adalah kesedihannya pula. Maka ia dedikasikan hidupnya untuk membuatmu bahagia.
Sungguh kita tidak akan pernah bisa membalas semua kebaikannya kepada kita. Hanya Allahlah yang bisa membalasnya. Maka berusahalah untuk menjadi hamba kesayangan Allah. Dan berdo’alah untuk ibumu. Semoga Allah mengabulkan do’a-do’amu.
Allah berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 23-24, yang artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
Dan rendahkanlah dirimu kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai Tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
[phan]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar